Senin, 25 Januari 2010

JERAWAT

Setelah aku bercermin dan mendapatkan jerawat hinggap dengan bebas di wajahku. Aku mulai kesal, mengomel tiada henti, mengutuki kedatangannya, jerawat lagi, jerawat lagi.
Namun seketika itu juga aku teringat akan tingkah konyolku saat masih kuliah dulu, dimana saat itu aku memiliki sahabat-sahabat
yang super gokil, Pia, Fatma, & Popy. Ya, gokil namun bijaksana. Selalu ada hikmahnya. Itulah kata-kata yang kami pegang teguh dan kami yakini saat kami mengalami suatu musibah, cobaan, masalah besar atau sekecil apapun. Kami yakin di balik semua itu pasti ada hikmah yang tersembunyi. Tak terkecuali dengan masalah jerawat yang bagi kebanyakan perempuan-perempuan cantik di negri ini adalah masalah besar.
ami percaya kehadiran jerawat membawa hikmah meski para kaum kami beranggapan jerawat membawa penyakit dan rasa kesal. Kami selalu yakin jerawat hadir tak sekedar membawa kesengsaraan tapi juga membawa pesan-pesan khusus yang dapat di baca berdasarkan letak jerawat itu tumbuh seperti saat kita memiliki jerawat di pipi sebelah kiri berarti sebentar lagi kita akan meninggalkan kekasih hati, jerawat di jidat berarti lagi memikirkan sesuatu,. Konyol memang, tapi itulah yang kami percaya yang asal muasal dari kepercayaan teman dari temannya teman kami. Ribet khan…?
Maka ketika salah satu dari kami memiliki jerawat, dengan sigap kami meramal.
Cieee…, ada yang lagi di taksir”
Ada yang mau di tembak, dor…dor”
Bla…bla..bla…
Celoteh teman-teman dengan keyakinan masing-masing saat jerawat hadir di daguku, yang mempunyai 2 arti :

  1. Kita lagi di taksir seseorang secara diam-diam alias punya secret admirer.

  2. Ada yang mau nyatain cinta
Namun, ramalan itu melesat 180, karna hingga berminggu-minggu lamanya tak jua ada tanda-tanda kebenaran ramalan itu, padahal hatiku sudah berbunga-bunga. Aku capek menunggu & mencari sang secret admirerku itu. Sibuk banget yach…?

Sama halnya saat Fatma memiliki jerawat di hidungnya yang artinya ada yang merindukan. Fatma setengah teler mencari tahu siapakah gerangan yang merindukannya.
Siapa yach?” Ujarnya sembari menyebut satu persatu mantan kekasihnya.
Kami langsung nyeletuk :
Orang tua kamu tuch”
Sana pulang kampung, minta maap, banyak dosa kamu ingatnya cuman sama mantan pacar”
Akan tetapi dari sekian banyak ramalan kami yang meleset, ada juga yang tepat sasaran, salah satunya saat Pia memiliki jerawat dipipi sebelah kirinya yang artinya dia akan di tinggalkan kekasih pujaan hatinya. Pia yang sangat meyakini ramalan jerawat lebih dari keyakinan kami, sudah mempersiapkan hati, mental dan fisiknya untuk menerima kenyataan kekasihnya akan pergi meninggalkannya entah ke mana, ke gadis lain atau ke dunia lain, hanya Tuhan yang tahu. Dan memang, beberapa hari setelah ramalan itu terucap, Pia di tinggalkan kekasih hatinya, tapi bukan lantaran kekasihnya yang menyakitinya, tetapi justru Pia yang ketahuan selingkuh, akhirnya kekasihnya memilih pergi. Pia ikut menganut prinsip Popy, setia payung sebelum hujan , sedia pacar sebelum putus. Padahal kekasihnya Pia itu setia banget.
Dan bukan hanya di antara kami, bahkan orang-orang di sekitar kami pun menjadi sasaran ramalan konyol kami.
Kasihan tuch orang, lagi banyak pikiran”
Tau dari mana Pop?”
Tuch, jerawat di jidatnya banyak banget”
Hahahahaha…
Dan kini, terkadang aku tersenyum sendiri mengingat tingkah konyol kami dulu. Tak terasa 7 tahun lamanya masa-masa indah itu tlah berlalu, dan kami tak jua pernah bertemu semenjak perpisahan di malam ramah tamah kami setelah meraih gelar sarjana, karna kami memilih kembali ke kampung halaman masing-masing. Aku begitu merindukan mereka, dan aku sangat yakin mereka pun merindukanku, karna kini ada 3 jerawat berbaris rapi di hidungku.
Semoga saja kita akan bertemu, tanpa jerawat tentunya.
 

archive by : Dwi Jikuzuka